TANGERANG - Vikinews - 15 Juni 2025 — Dugaan peredaran obat-obatan keras tanpa izin kembali mencuat di wilayah Kabupaten Tangerang. Sebuah toko yang berlokasi di pemukiman padat penduduk, tepatnya di Jalan Pantai Dadap, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, diketahui menjual obat terlarang seperti Tramadol dan Eximer secara bebas, bahkan kepada kalangan anak muda.
Dalam pantauan tim media, toko tersebut beroperasi layaknya warung biasa. Namun, saat ditemui di lokasi, seorang penjaga toko bernama Iksan mengakui bahwa mereka menjual Tramadol seharga Rp4.000 per butir, serta Eximer dalam kemasan klip berisi enam butir dengan harga Rp10.000. Iksan menyebut toko tersebut telah beroperasi selama sekitar satu bulan dan mencatat omzet harian mencapai Rp800.000.
"Yang punya toko namanya Robet, orang Aceh. Tapi saya nggak tahu sekarang dia ada di mana," ujar Iksan saat diwawancarai.
Lebih lanjut, Iksan menyebut beberapa nama yang diduga berperan sebagai penghubung atau pengaman kegiatan ilegal tersebut. Salah satunya adalah seseorang bernama HD, yang awalnya disebut sebagai oknum TNI dari Koramil. Namun kemudian, Iksan meralat pernyataannya dan mengatakan HD berasal dari KOREM, meskipun tidak bisa menjelaskan secara pasti di mana lokasi dinasnya. Ia bahkan sempat menghubungi seseorang melalui telepon untuk memastikan informasi tersebut.
Nama lain yang juga disebut Iksan adalah "Pak MH", yang diduga sebagai oknum anggota kepolisian dari Polres. Namun saat diminta kejelasan lebih lanjut, Iksan mengaku tidak tahu Polres mana yang dimaksud.
"Katanya sih dari Polres, tapi saya nggak tahu pastinya. Saya cuma disuruh jaga toko," tambah Iksan, yang juga mengaku belum menerima gaji tetap dan hanya diberi uang makan harian sebesar Rp70.000.
Upaya konfirmasi kepada Robet melalui sambungan WhatsApp juga dilakukan. Robet membenarkan bahwa toko tersebut memang baru beroperasi sekitar lima hari. Ia menyebut Iksan sebagai temannya yang ditugaskan menjaga toko, dan mengatakan bahwa aktivitas penjualan masih dalam tahap awal.
"Namanya juga baru buka, kalau sudah rame baru ada perhatian. Sekarang jalan dulu aja pelan-pelan," ujar Robet lewat panggilan WhatsApp.
Sayangnya, sosok yang disebut-sebut sebagai pengatur kegiatan penjualan di lapangan tidak dapat dihubungi. Robet pun tidak memberikan kejelasan soal legalitas toko maupun peran pihak-pihak yang disebut namanya dalam aktivitas tersebut.
Menanggapi temuan ini, tim media segera meninggalkan lokasi dan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memastikan langkah penindakan secara hukum terhadap aktivitas ilegal ini.
Tim